Tadabur: Kenapa surat Al-Fatihah ayat 5 berisi “kami”? bukan “saya”?

Luthfi Abdur Rahim
2 min readMar 21, 2024

--

Surat Al-Fatihah ayat 5 berbunyi,

إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ

“Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn,”

yang secara harfiah dapat diterjemahkan menjadi, “Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan.” Penggunaan kata “kami” di sini, bukan “saya,” memiliki beberapa tafsiran penting dalam konteks ajaran Islam.

Dalam banyak tafsir, termasuk tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa penggunaan kata ganti jamak “kami” di dalam doa ini memiliki beberapa hikmah, antara lain:

  1. Mengajarkan Kebersamaan dan Kesatuan Umat: Penggunaan kata “kami” mengajarkan kepada umat Islam bahwa mereka adalah bagian dari komunitas yang lebih luas, yang bersama-sama menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah. Ini menanamkan rasa persatuan dan solidaritas di antara umat Islam, mengingatkan bahwa ibadah dan doa merupakan usaha kolektif.
  2. Kesopanan dan Kerendahan Hati dalam Berdoa: Dalam banyak budaya, termasuk budaya Arab, menggunakan bentuk jamak ketika berbicara dapat dianggap sebagai bentuk kesopanan. Dalam konteks doa, penggunaan “kami” bisa diartikan sebagai cara untuk menunjukkan kerendahan hati dan kesadaran bahwa pemohon bukanlah satu-satunya yang membutuhkan bantuan atau petunjuk dari Allah, tetapi bersama dengan seluruh umat manusia.
  3. Mengingatkan tentang Tanggung Jawab Bersama: Doa ini juga mengingatkan bahwa menyembah Allah dan meminta bantuan-Nya bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Ini mendorong umat Islam untuk saling mendukung dalam ibadah dan dalam mencari pertolongan Allah.

Penggunaan kata “kami” dalam ayat ini, oleh karena itu, bukan semata-mata pilihan kata, melainkan mengandung lapisan makna yang mendalam, yang mencerminkan prinsip-prinsip dasar keimanan, kebersamaan, dan kerendahan hati dalam Islam.

Referensi: https://chat.openai.com/share/1e64c964-f795-4117-8eaa-ec834d29f32a

--

--